PROSEDUR
PEMBERIAN OBAT DALAM KEPERAWATAN
1.
Pentingnya
obat dalam keperawatan
Obat merupakan sebuah
substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau
pengobatan, bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya.
Seorang perawat yang akan bekerja secara langsung dalam pemenuhan asuhan
keperawatan sangat membutuhkan keterampilan dalam tindakan medis berupa
pengobatan.
2.
Standar
dan Reaksi Obat
Obat yang digunakan sebaiknya
memenuhi berbagai standar persyaratan obat diantaranya kemurnian, yaitu suatu
keadaan yang dimiliki obatkarena unsure keasliannya, tidak ada pencampuran dan
potensi yang baik.selain kemurnian, obat juga harus memiliki bioavailibilitas
berupa keseimbangan obat, keamanan, dan efektifitas.
Sebagai bahan atau benda asing yang
masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu
reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu
interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga
terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam tubuh.
Ada 2 efek obat yakni efek
teurapeutik dan efek samping. Efek terapeutik adalah obat memiliki kesesuaian
terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti paliatif (
berefek untuk mengurangi gejala), kuratif ( memiliki efek pengobatan) dan
lain-lain. Sedangkan efek samping adalah dampak yang tidak diharapkan, tidak
bias diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alerg,
toksisitas ( keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan
lain-lain.
3.
Factor Yang Mempengaruhi Reaksi Obat
faktor yang mempengaruhi reaksi obat diantaranya adalah :
a. Absorbsi
Obat yaitu proses pergerakan obat dari
sumber ke dalam tubuh melalui aliran darah, kecuali jenis topical yang
dipengaruhi oleh cara dan jalur pemberian obat, jenis obat, keadaan tempat,
makanan, dan keadaan pasien.
b. Distribusi
obat kedalam tubuh, setelah
diabsorbsi, obat didistribusikan ke dalam tubuh melalui darah dan system
limfatis menuju sel dan masuk ke dalam jaringan tertentu. Proses ini dapat
dipengaruhi oleh keseimbangan cairan, elektrolit, dan keadaan patologis.
c. Metabolisme
obat, setelah
melalui sirulasi, obat akan mengalami proses metabolism. Obat akan ikut
sirkulasi kedalam jaringan kemudian berinteraksi dengan sel dan mengalami
perubahan zat kimia untuk kemudian diekskresikan.
d. Ekskresi
sisa melalui obat, setelah
obat mengalami metabolism atau pemecahan, akan terdapat sisa zat yang tidak
dapat dipakai dan tidak bereaksi. Sisa zat ini kemudian keluar melalui ginjal
dalam bentuk urine, intestinal dalam bentuk feses, dan paru dalam bentuk udara.
Reaksi
obat dalam tubuh tidak semuanya sama. Ada kalanya obat memiliki reaksi yang
cepat dan ada kalanya memiliki reaksi yang lambat. Semuanya tergantung
faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya usia dan berat badan, jenis
kelamin, faktor genetis, faktor psikologis, waktu, cara pemberian, dan
lingkungan.
4.
Masalah Dalam Pemberian Obat Dan Intervensi Dalam
Keperawatan
Menolak pemberian obat
Jika pasien menolak pemberian obat, intervensi keperawatan
pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menanyakan alasan pasien melakukan
hal tersebut. Kemudian, jelaskan kembali kepada pasien alasan pemberian obat.
Jika pasien terus menolak, maka sebaiknya tunda pengobatan, laporkan ke dokter,
dan catat dalam laporan.
Integritas kulit terganggu
Untuk mengatasi masalah gangguan integritas kulit, lakukan
penundaan dalam pengobatan, kemudian laporkan ke dokter dan catat kedalam
laporan.
Disorientasi dan bingung
Masalah disorientasi dan bingung dapat diatasi oleh perawat
dengan cara melakukan penundaan pengobatan. Jika pasien ragu, laporkan kedokter
dan catat dalam laporan.
Menelan Obat
Sebagai perawat yang memiliki peran dependen, jika pasien
menelan obat, maka sebaiknya laporkan kejadian tersebut kepada dokter, untuk
selanjutnya dokter yang akan melakukan intervensi.
Alergi Kulit
Apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada
pasien, keluarkan sebanyak mungkin
pengobatan yang telah diberikan, beritahu dokter dan catat dalam pelaporan.
5.
Perhitungan
obat
6.
Konsep
dan teknik cara pemberian obat melalui oral, sublingual dan bukal
Pemberian Obat per Oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan
mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis
obat.
Alat dan bahan :
Alat dan bahan :
1)
Daftar
buku obat
2)
Obat
dan tempatnya.
3)
Air
minum ditempatnya
Prosedur kerja :
1)
Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Baca obat, dengna berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu, tepat kerja, dan tepat pendokumentasian.
4. Bantu untuk meminumnya:
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Baca obat, dengna berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu, tepat kerja, dan tepat pendokumentasian.
4. Bantu untuk meminumnya:
a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari
botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan
ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul
jangan dilepaskan pembungkusnya.
b. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman
c. Kaji denyut nadi dna tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasilpemberian obat
6. Cuci tangan
b. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman
c. Kaji denyut nadi dna tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasilpemberian obat
6. Cuci tangan
pemberian
obat melalui sublingual
pemberian obat melalui
sublingual yaitu dengan cara meletakkan obat di bawah obat dengan tujuan untuk
mempercepat absorpsi obat ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah
dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan.
Persiapan alat dan
bahan
1. Daftar
buku obat/catatan
2. Jadwal
pemberian obat
3. Obat
yang ditentukan dalam tempatnya
4. Tongspatel (bila perlu)
5. Kasa
untuk membungkus tongspatel
Cara
kerja obat sublingual
1. Cuci
tangan
2. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
3. Memberikan
obat pada pasien
4. Memasang
tongspatel (bila pasien tidak sadar) kalau sadar anjurkan klien untuk
mengangkat lidahnya
5. Memberitahu
pasien agar meletakkan obat di baeah
lidah, hingga terlarut seluruhnya
6. Menganjurkan
pasien agar menutup mulut,tidak minum dan berbicara selama obat belum terlarut
seluruhnya
7. Catat
perubahan dan reaksi setelah pemberian . evaluasi respon terhadap obat drngan
mencatat hasil pemberian obat
8. Cuci
tangan.
Pemberian
obat secara bukal
Emberian obat secara bukal dengan cara meletakkan
obat antara gigi dengan selaput lendir pada pipi bagian dalam.
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Daftar buku obat / catatan,
jadwal pemberian obat.
2) Obat yang sudah ditentukan
dalam tempatnya.
b. Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan
dilakukan.
3) Memberikan obat kepada
pasien.
4) Memberitahu pasien agar
meletakkan obat diantara gusi dan selaput mukosa pipi sampai habis diabsorbsi
seluruhnya.
5) Menganjurkan pasien agar tetap
menutup mulut, tidak minum dan berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya.
6) Catat perubahan dan reaksi
terhadap pemberian. Evaluasi respons terhadap obat dengan mencatat hasil
pemberian obat.
7) Cuci tangan.
7.
Menyiapkan Obat Dari Ampul Dan Vial
Siapkan peralatan yang meliputi :
a. Vial atau ampul yang berisi cairan
obat steril
b. Kapas alcohol
c. Jarum dan spuit sesuai ukuran yang
dibutuhkan
d. Air steril atau normal salin bila
diperlukan
e. Kassa pengusap
f. Turniket untuk injeksi antravena
g. Kartu obat atau catatan rencana
pengobatan.
Periksa dan yakinkan bahwa order pengobatan dan
cara pemberiannya telah akurat.
Siapkan ampul atau vial yang berisi obat sesuai
yang diperlukan dan kemudian buka dengan cara sebagai berikut :
- untuk ampul ; pegang ampul dan bila cairan obat banyak terletak di bagian kepala, jentiklah kepala ampul atau putar ampul beberapa kali sehingga obat akan turun ke bawah. Bila perlu bersihkan bagian leher ampul. Ambil kassa steril letakkan diantara ampul dan ibu jari dengan jari- jari anda kemudian patahkan leher ampul kea rah berlawanan dengan anda.
- Untuk vial ; Bila perlu campur larutan dengan memutar- mutar vial dalam genggaman anda (bukan dengan mengocok). Buka logam penyegel kemudian disinfeksi karet vial dengan kapas alcohol 70 %.
Ambil cairan obat dengan cara sebagai berikut :
- Untuk obat dalam ampul ; sebaiknya gunakan jarum berfilter. Buka penutup jarum kemudian secara hati- hati masukkan jarum yang sesuai yang si butuhkan. Bila spuit akan digunakan untuk injeksi, ganti jarum filter dengan jarum biasa.
- Untuk obat dalam vial ; Pasang jarum berfilter pada spuit, buka penutup jarum dan tarik pengokang spuit agar udara masuk ke tabung spuit agar udara masuk ke tabung spuit. Secara hati- hati tusukkan jarum di tengah karet penutup vial lalu masukkan udara. Pertahankan jarum tidak menyentuh cairan obat sehingga udara tidak membuat gelembung. Pegang vial sejajar dengan mata vial tarik obat secukupnya secara hati- hati. Tarik spuit dari vial kemudian tutup jarum dengan kap penutup lalu ganti jarum pada spuit dengan jarum biasa.
- Bila obat berbentuk bubuk (powder), bacalah cara pengunaannya. Obat injeksi bentuk bubuk harus dibuat dalam larutan dulu sebelum diambil. Untuk membuat larutan obat bubuk maka sebelum dibuat larutan, hisap udara dalam vial, yang berisi obat tersebut dengan spuit 9kecuali untuk obat yang tidak diperbolehkan). Masukkan air steril atau cairanlain sesuai yang dibutuhkan kedalamnya, kemudian putar- putar vial sampai obat menjadi larutan. Bila obat merupakan multidosis, beri label pada vial tersebut tentang tanggal dicampur, banyaknya obat dalam vial dan tanda tangan anda. Bila perlu disimpan, baca cara penyimpanannya sesuai yang dianjurkan oleh pabrik farmasi.
- Bila obat perlu dicampur dari beberapa vial misalnya dua vial, maka perawat harus berupaya mencegah tercampurnya obat pada kedua vial tersebut. Cara mencampur obat dari dua vial adalah : masukkan udara secukupnya pada vial A dan jaga jarum tidak menyentuh cairan. Lalu cabut jarum kemudian hisap udara secukupnya lalu masukkan pada vial B. Hisap cairan obat B sesuai yang diperlukan kemudian cabut spuit tersebut. Ganti jarum kemudian tusukkan pada vial A dan hisap cairan obat dari vial A sesuai yang diperlukan berikutnya cabut spuit dari vial A.
8. konsep dan teknik cara pemberian obat melalui
intravena (IV) intracutan (IC) subcutan (SC) dan intramuscular (IM)
a. intravena (IV)
Memberikan
obat secara langsung, diantaranya vena mediana cubitus / cephalika (daerah
lengan), vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari
kepala. Tujuanya agar reaksi berlangsung cepat dan langsung masuk pada pembuluh
darah.
Alat dan
Bahan
a.
Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
b.
Obat dalam tempatnya
c.
Selang intravena
d.
Kapas alcohol
Prosedur
kerja
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.
Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukan ke dalam spuit
4.
Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
5.
Lakukan disinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6.
Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian tengah
dan masukan obat perlahan lahan ke dalam selang intravena
7.
Setelah selesai tarik spuit
8.
Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat
9.
Cuci tangan
10. Catat obat yang telah diberikan
dan dosisnya
b. intracutan (IC)
Memberikan
atau memasukkan obat kedalam jaringan kulit dilakukan sebagai tes
reaksi alergi terhadap jenis obat yang akan digunakan .
pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di
bawah dermis atau epidermis secara umum, dilakukan pada daaerah lengan ,
tangan bagian venteral.
Persiapan
alat dan bahan :
a.
Daftar buku obat /catatan, jadwal pemberian obat.
b.
Obat dalam tempatnya.
c.
Spuit 1cc /spuit insulin
d.
Kapas alkhol dalam tempatnya.
e.
Cairan pelarut
f.
Bak seteril dilapisi kas steril
g.
Bengkok
h.
Perlak dan alasanya
Prosedur
kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.
Bebaskan daerah yang akan disuntik.bila menggunakan baju lengan panjang, buka
dan ke ataskan.
4.
Pasang perlak di bawah bagian yang di suntik.
5.
Ambil obat untuk tes alergi ,kemudian larutkan / encerkan dengan akuades
(cairan pelarut). Selanjutnya , ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai
1 cc lalu siapkan pada bak injeksi atau seteril
6.
Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang disuntik
7. Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan
tangan kiri.
8.
Lakukan penusukan dengan lubang mennghadap ke atas yang sudutnya 15-20
terhadap permukaan kulit.
9.
Semperotkan obat hingga terjadi gelembung
10. Tarik supit dan tidak
boleh dilakukan massage
11. Cuci tangan
12. Catat reaksi pemberian ,
hasil pemberian obat / tes obat, tanggal, waktu, dan jenis obat
c.
Subcutan (SC)
d.
Pemberian obat melalui suntikan di
bawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3
bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilikus
(abdomen). Umumnya, pemberian obat melalui jaringan subkutan ini dilakukan
dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula
darah. Terdapat dua tipe larutan insulin yang diberikan, yaitu jernih
dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin reguler). Larutan yang
keruh termasuk tipe lambat karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorpsi obat.
e.
a. Persiapan Alat dan Bahan:
f.
1) Daftar buku obat / catatan,
jadwal pemberian obat.
g.
2) Obat dalam tempatnya.
h.
3) Cairan pelarut.
i.
4) Bak injeksi.
j.
5) Bengkok.
k.
6) Perlak dan alasnya.
l.
b. Prosedur Kerja:
m.
1) Cuci tangan.
n.
2) Jelaskan pada pasien
mengenai prosedur yang akan dilakukan.
o.
3) Bebaskan daerah yang
disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila menggunakan baju, maka
dibuka atau dikeataskan.
p.
4) Ambil obat dalam tempatnya
sesuai dengan dosis yang akan siberikan. Setelah itu, tempatkan pada bak
injeksi.
q.
5) Desinfeksi dengan kapas
alcohol
r.
6) Tegakkan dengan tangan kiri
(daerh yang akan dilakukan suntikan subkutan).
s.
7) Lakukan penusukan dengan lubang
menghadap ke atas, yang sudut 45o dengan permukaan kulit.
t.
8) Lakukan aspirasi. Bila tidak
ada daerah, semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis.
u.
9) Tarik spuit dan tahan dengan
kapas alkohol. Masukan spuit yang telah dipakai ke dalam bengkok.
v.
10) Catat reaksi pemberian,
tanggal, waktu pemberian, dan jenis/dosis obat.
w.
11) Cuci tangan.
d.
intramuscular (IM)
Pemberian obat intramskular
dilakukan dengan cara memasukan obat kedalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan
adalah pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal
(posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid). Tujuan pemberian obat dengan
cara ini adalah agar absorpsi obat lebih cepat.
Persiapa
alat dan bahan :
a.
Daftar buku obat / catat, jadwal pemberian obat
b.
Obat dalam tempatnaya
c.
Spuit dan jarum sesuai dengan ukurannya : untuk orang dewasa, panjang nya
2,5-3,7 cm; sedangkan untuk anak , panjangnya 1,25-2,5 cm
d.
Kapas alcohol dalam tempatnya
e.
Cairan pelarut
f.
Bak injeksi
g.
Bengkok
Perosedur
kerja:
1.
Cuci tangan
2.
jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.
ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosis. Setelah itu
letakkan pada bak injeksi
4.
periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
5.
Disinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan
6.
Dilakukan penyuntikan
7.
Lakukan penusukan menggunakan jarum dengan posisi tegak lurus
8.
Setelah jarum masuk , lakukan aspirasi spuit.bila tidak ada darah, semperotkan
obat secara perlahan-lahan hingga habis
9.
Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya, tekan daerah penyuntikan dengan
kapas alcohol, kemudian letekkan spuit yang telah digunakan pada bengkok
10. Catat reaksi pemberian ,
jumlah dosis obat, dan waktu pemberian
11. Cuci tangan
9.
konsep dan teknik cara pemberian obat melalui topical (kulit, mata, telinga,
dan hidung)
Pemberian
obat melalui kulit
Memberikan obat pada kulit merupakan
pemberian obat dengan mengoleskannya dikulit yang bertujuan mempertahankan
hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit atau mengatasi
infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan dapat bermacam-macam seperti krim,
losion, aerosol dan spray.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat dalam tempatnya
(seperti krim, losion, aerosol dan sray).
2) Pinset anatomis.
3) Kain kasa.
4) Kertas tisu.
5) Balutan.
6) Pengalas.
7) Air sabun, air hangat.
8) Sarung tangan.
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien
mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Pasang pengalas dibawah
daerah yang akan dilakukan tindakan.
4) Gunakan sarung tangan.
5) Bersihkan daerah yang akan
diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan
pinset anatomis.
6) Berikan obar sesuai dengan
indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan dan mengompres.
7) Kalau perlu, tutup dengan
kain kasa atau balutan pada daerah yang diobati.
8) Cuci tangan.
Pemberian
obat melalui mata
Pemberian
obat pada mata dengan obat tetes mata atau salep mata digunakan untuk
persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi pupil,
pengukuran refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan
iritasi mata.
Persiapan
alat dan bahan:
b.
Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
c.
Pipet
d.
Pinset anatomi dalam tempatnya
e.
Korentang dalam tempatnya
f.
Plester
g.
Kain kasa
h.
Kertas tisu
i.
Balutan
j.
Sarung tangan
k. Air
hangat / kapas pelembat.
Prosedur
keja:
1.
Cuci tangan
2.
Jelskan pada pasien, mengenai prosedur yang dilakukan
3.
Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping
kanan
4.
Gunakan sarung tangan
5.
Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembat dari sudut mata k
arahhidung apabila sangat kotor, basuh dengan air hangat.
6.
Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari,jari
telunjuk di atas tulang orbita.
7.
Teteskan obat mata di atas sakus konjugtiva. Setelah tetesan selesai sesuai
dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan, apabila
menggunakan obat tetes mata.
8.
Apabila obat mata jenis salep pengang aflikator salep di atas pinggir kelopak
mata kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak
mata bawah.setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah , secara
bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas.biarkan pasien untuk memejamkan
mata dan menggerakan kelopak mata
9.
Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10. Cuci tangan
11. Catat obat, jumlah, waktu,
dan tempat pemberian .
Pemberian obat Melalui telinga
Memberiakan
obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes pada telinga atau salep. Pada
umumnya, obat tetes telinga yang dapat berupa obat antibiotik diberiakan
pada gangauan infeksi telinga. Khususnya otitis media pada telinga
tengah.
Persiapan
alat dan bahan :
a.
Obat dalam tempatnya
b.
Penetes
c.
Spekulum telinga
d.
Pinset anatomi dalam tempatnya
e.
Korentang dalam tempatnya
f.
Plester
g.
Kain kasa
h.
Kertas tisu
i.
Balutan
Prosedur
kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien , mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.
atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
daerah yang akan diobati , usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
4.
Lurusakan lubang telinga denger menarik daun telinga ke atas atau ke belekang
pada orng dewasa dan k bawah pada anak
5.
Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai
dosisi pada dinding saluaran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara
6.
Aoabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukkan atau oleskan salep
pada liang telinga
7.
Pertahankan posisi kepala 2-3m
8.
Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu
9.
Cuci tangan
10. Catat jumalah, tanggal,dan
dosis pemberian.
Pemberian obat Melalui hidung
Pemberian
obat tetes hidung dapat dilakukan pada hidung seseorang dengan keradangan
hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan
alat dan bahan
a.
Obat dalam tempatnya
b.
Pipet
c.
Spekulum hidung
d.
Pinset anatomi pada tempatnya
e.
Korentang dalam tempatnya
f.
Plester
g.
Kain kasa
h.
Kertas tisu
i.
Balutan
Prosedur
kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.
Atur posisi pasien dengan cara :
4.
Berikan tetesan obat sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung
5.
Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama 5 m
6.
Cuci tangan
7.
Catat cara tanggal, dan dosis pemberian obat
10.
konsep dan teknik cara pemberian obat melalui anus/rectum dan vagina
Anus/rectum
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan
obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan
sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah
feses dan merangsang buang air besar.
Alat dan Bahan:
1. Obat suppositoria dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
7. etelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5 menit.
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
1. Obat suppositoria dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
7. etelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5 menit.
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
Vagina
cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui
vagina. Tujuannya mendapatkan efek terapi obat (mengurangi rasa nyeri,
terbakar, ketidaknyamanan) dan mengobati saluran vagina atau serviks (infeksi,
peradangan). Sediaan obat nya yaitu cream, jelly, foam, supositoria (contoh:
nistatin supositoria, albotil, tricostatis supositoria, neogiknosa
supositoria). Indikasi klien dengan vagina yang kotor, radang, infeksi, dan
persiapan tindakan bedah jalan lahir (diberikan pada pasien dengan hymen yang
sudah tidak utuh, dan tidak kontak seksual selama pengobatan).
Alat dan bahan :
- Obat dalam tempatnya
- Bak instrumen
- Sarung tangan
- Kain kasa
- Kapas sublimat
- Vaselin / jelly
- Kertas tisyu
- Kapas sublimat dalam tempatnya
- Bengkok
- Pengalas
- Lampu sorot/ lampu leher angsa (gcoseneck)
- Persiapan:
- Mengindentifikasikan klien dengan tepat (klien, obat, waktu, dosis, cara)
- Menjelaskan kepada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
- Meminta klien untuk berkemih terlebih dahulu
- Menjaga privasi: menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel apabila diperlukan
- Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan
- Mengatur posisi klien berbaring, posisi dorsal recumbent
- Menutup dengan selimut mandi dan ekpose hanya pada area perineal saja
Gambar
1. Posisi Dorsal Recumbent
- Prosedur:
- Cuci tangan
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Gunakan sarung tangan
- Siapkan obat yang akan digunakan: buka pembungkus obat
- Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
- Inspeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina
- Apabila jenis obat suppositoria maka berikan pelumas pada obat
- Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm
- Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
- Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
- Lepaskan sarung tangan
- Cuci tangan
- Kaji respon klien
- Dokumentasi: catat identitas, waktu, obat, dosisi/jumlah, dan cara pemberian
- Catatan: apabila obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk penggunaan krim yang ada di kemasan, masukkan aplikator, dan lanjutkan sesuai langkah 8 s.d. 11
11. konsep dan teknik cara pebmberian obat melalui wadah
cairan intravena
Merupakan cara memberikan obat dengan
menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intra vena, bertujuan
untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam
darah.
Alat dan bahan :
1)
Spuit dan jarum sesuai ukuran
2)
Obat dalam
tempatnya.
3)
Wadah
cairan (kantung/botol).
4)
Kapas
alcohol dalam tempatnya.
Prosedur kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar