Senin, 08 September 2014

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT DALAM KEPERAWATAN
1.      Pentingnya obat dalam keperawatan
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya. Seorang perawat yang akan bekerja secara langsung dalam pemenuhan asuhan keperawatan sangat membutuhkan keterampilan dalam tindakan medis berupa pengobatan.

2.      Standar dan Reaksi Obat
Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat diantaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obatkarena unsure keasliannya, tidak ada pencampuran dan potensi yang baik.selain kemurnian, obat juga harus memiliki bioavailibilitas berupa keseimbangan obat, keamanan, dan efektifitas.
Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam tubuh.
Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik dan efek samping. Efek terapeutik adalah obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti paliatif ( berefek untuk mengurangi gejala), kuratif ( memiliki efek pengobatan) dan lain-lain. Sedangkan efek samping adalah dampak yang tidak diharapkan, tidak bias diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alerg, toksisitas ( keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
3.      Factor Yang Mempengaruhi Reaksi Obat
faktor yang mempengaruhi reaksi obat diantaranya adalah :
a.       Absorbsi Obat yaitu proses pergerakan obat dari sumber ke dalam tubuh melalui aliran darah, kecuali jenis topical yang dipengaruhi oleh cara dan jalur pemberian obat, jenis obat, keadaan tempat, makanan, dan keadaan pasien.
b.      Distribusi obat kedalam tubuh, setelah diabsorbsi, obat didistribusikan ke dalam tubuh melalui darah dan system limfatis menuju sel dan masuk ke dalam jaringan tertentu. Proses ini dapat dipengaruhi oleh keseimbangan cairan, elektrolit, dan keadaan patologis.
c.       Metabolisme obat, setelah melalui sirulasi, obat akan mengalami proses metabolism. Obat akan ikut sirkulasi kedalam jaringan kemudian berinteraksi dengan sel dan mengalami perubahan zat kimia untuk kemudian diekskresikan.
d.      Ekskresi sisa melalui obat, setelah obat mengalami metabolism atau pemecahan, akan terdapat sisa zat yang tidak dapat dipakai dan tidak bereaksi. Sisa zat ini kemudian keluar melalui ginjal dalam bentuk urine, intestinal dalam bentuk feses, dan paru dalam bentuk udara.
                   Reaksi obat dalam tubuh tidak semuanya sama. Ada kalanya obat memiliki reaksi yang cepat dan ada kalanya memiliki reaksi yang lambat. Semuanya tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya usia dan berat badan, jenis kelamin, faktor genetis, faktor psikologis, waktu, cara pemberian, dan lingkungan.
4.      Masalah Dalam Pemberian Obat Dan Intervensi Dalam Keperawatan
Menolak pemberian obat
Jika pasien menolak pemberian obat, intervensi keperawatan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menanyakan alasan pasien melakukan hal tersebut. Kemudian, jelaskan kembali kepada pasien alasan pemberian obat. Jika pasien terus menolak, maka sebaiknya tunda pengobatan, laporkan ke dokter, dan catat dalam laporan.
Integritas kulit terganggu
Untuk mengatasi masalah gangguan integritas kulit, lakukan penundaan dalam pengobatan, kemudian laporkan ke dokter dan catat kedalam laporan.
Disorientasi dan bingung
Masalah disorientasi dan bingung dapat diatasi oleh perawat dengan cara melakukan penundaan pengobatan. Jika pasien ragu, laporkan kedokter dan catat dalam laporan.
Menelan Obat
Sebagai perawat yang memiliki peran dependen, jika pasien menelan obat, maka sebaiknya laporkan kejadian tersebut kepada dokter, untuk selanjutnya dokter yang akan melakukan intervensi.
Alergi Kulit
Apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada pasien, keluarkan  sebanyak mungkin pengobatan yang telah diberikan, beritahu dokter dan catat dalam pelaporan.
5.      Perhitungan obat


6.      Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui oral, sublingual dan bukal
Pemberian Obat per Oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Alat dan bahan :
1)      Daftar buku obat
2)      Obat dan tempatnya.
3)      Air minum ditempatnya
Prosedur kerja :
1)      Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Baca obat, dengna berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu, tepat kerja, dan tepat pendokumentasian.
4. Bantu untuk meminumnya:
a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
b. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman
c. Kaji denyut nadi dna tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasilpemberian obat
6. Cuci tangan
pemberian obat melalui sublingual
pemberian obat melalui sublingual yaitu dengan cara meletakkan obat di bawah obat dengan tujuan untuk mempercepat absorpsi obat ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan.
Persiapan alat dan bahan
1.      Daftar buku obat/catatan
2.      Jadwal pemberian obat
3.      Obat yang ditentukan dalam tempatnya
4.      Tongspatel  (bila perlu)
5.      Kasa untuk membungkus tongspatel
Cara kerja obat sublingual
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.      Memberikan obat pada pasien
4.      Memasang tongspatel (bila pasien tidak sadar) kalau sadar anjurkan klien untuk mengangkat lidahnya
5.      Memberitahu pasien  agar meletakkan obat di baeah lidah, hingga terlarut seluruhnya
6.      Menganjurkan pasien agar menutup mulut,tidak minum dan berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya
7.      Catat perubahan dan reaksi setelah pemberian . evaluasi respon terhadap obat drngan mencatat hasil pemberian obat
8.      Cuci tangan.
Pemberian obat secara bukal
Emberian obat secara bukal dengan cara meletakkan obat antara gigi dengan selaput lendir pada pipi bagian dalam.
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.
b. Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Memberikan obat kepada pasien.
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat diantara gusi dan selaput mukosa pipi sampai habis diabsorbsi seluruhnya.
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya.
6) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
7)  Cuci tangan.

7. Menyiapkan Obat Dari Ampul Dan Vial
Siapkan peralatan yang meliputi :
a.       Vial atau ampul yang berisi cairan obat steril
b.      Kapas alcohol
c.       Jarum dan spuit sesuai ukuran yang dibutuhkan
d.      Air steril atau normal salin bila diperlukan
e.       Kassa pengusap
f.       Turniket untuk injeksi antravena
g.      Kartu obat atau catatan rencana pengobatan.
Periksa dan yakinkan bahwa order pengobatan dan cara pemberiannya telah akurat.
Siapkan ampul atau vial yang berisi obat sesuai yang diperlukan dan kemudian buka dengan cara sebagai berikut :  
  1. untuk ampul ; pegang ampul dan bila cairan obat banyak terletak di bagian kepala, jentiklah kepala ampul atau putar ampul beberapa kali sehingga obat akan turun ke bawah. Bila perlu bersihkan bagian leher ampul. Ambil kassa steril letakkan diantara ampul dan ibu jari dengan jari- jari anda kemudian patahkan leher ampul kea rah berlawanan dengan anda.
  2. Untuk vial ; Bila perlu campur larutan dengan memutar- mutar vial dalam genggaman anda (bukan dengan mengocok). Buka logam penyegel kemudian disinfeksi karet vial dengan kapas alcohol 70 %. 
Ambil cairan obat dengan cara sebagai berikut :
  1. Untuk obat dalam ampul ; sebaiknya gunakan jarum berfilter. Buka penutup jarum kemudian secara hati- hati masukkan jarum yang sesuai yang si butuhkan. Bila spuit akan digunakan untuk injeksi, ganti jarum filter dengan jarum biasa.
  2. Untuk obat dalam vial ; Pasang jarum berfilter pada spuit, buka penutup jarum dan tarik pengokang spuit agar udara masuk ke tabung spuit agar udara masuk ke tabung spuit. Secara hati- hati tusukkan jarum di tengah karet penutup vial lalu masukkan udara. Pertahankan jarum tidak menyentuh cairan obat sehingga udara tidak membuat gelembung. Pegang vial sejajar dengan mata vial tarik obat secukupnya secara hati- hati. Tarik spuit dari vial kemudian tutup jarum dengan kap penutup lalu ganti jarum pada spuit dengan jarum biasa.
  3. Bila obat berbentuk bubuk (powder), bacalah cara pengunaannya. Obat injeksi bentuk bubuk harus dibuat dalam larutan dulu sebelum diambil. Untuk membuat larutan obat bubuk maka sebelum dibuat larutan, hisap udara dalam vial, yang berisi obat tersebut dengan spuit 9kecuali untuk obat yang tidak diperbolehkan). Masukkan air steril atau cairanlain sesuai yang dibutuhkan kedalamnya, kemudian putar- putar vial sampai obat menjadi larutan. Bila obat merupakan multidosis, beri label pada vial tersebut tentang tanggal dicampur, banyaknya obat dalam vial dan tanda tangan anda. Bila perlu disimpan, baca cara penyimpanannya sesuai yang dianjurkan oleh pabrik farmasi.
  4. Bila obat perlu dicampur dari beberapa vial misalnya dua vial, maka perawat harus berupaya mencegah tercampurnya obat pada kedua vial tersebut. Cara mencampur obat dari dua vial adalah : masukkan udara secukupnya pada vial A dan jaga jarum tidak menyentuh cairan. Lalu cabut jarum kemudian hisap udara secukupnya lalu masukkan pada vial B. Hisap cairan obat B sesuai yang diperlukan kemudian cabut spuit tersebut. Ganti jarum kemudian tusukkan pada vial A dan hisap cairan obat dari vial A sesuai yang diperlukan berikutnya cabut spuit dari vial A.
8.  konsep dan teknik cara pemberian obat melalui intravena (IV) intracutan (IC) subcutan (SC) dan intramuscular (IM)
a. intravena (IV)
Memberikan obat secara langsung, diantaranya vena mediana cubitus / cephalika (daerah lengan), vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala. Tujuanya agar reaksi berlangsung cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.
Alat dan Bahan
a.       Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
b.      Obat dalam tempatnya
c.       Selang intravena
d.      Kapas alcohol
Prosedur kerja
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.      Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukan ke dalam spuit
4.      Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
5.      Lakukan disinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6.      Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukan obat perlahan lahan ke dalam selang intravena
7.      Setelah selesai tarik spuit
8.      Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat
9.      Cuci tangan
10.  Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya

b.  intracutan (IC)
Memberikan  atau memasukkan obat kedalam jaringan kulit  dilakukan sebagai tes  reaksi alergi  terhadap jenis obat  yang akan digunakan .  pemberian obat  melalui  jaringan intrakutan  ini dilakukan di bawah dermis  atau epidermis secara umum, dilakukan pada daaerah lengan , tangan bagian venteral.
Persiapan  alat dan bahan :
a.       Daftar buku obat /catatan, jadwal pemberian obat.
b.      Obat dalam tempatnya.
c.       Spuit  1cc /spuit insulin
d.      Kapas alkhol dalam tempatnya.
e.       Cairan pelarut
f.       Bak seteril dilapisi kas steril
g.      Bengkok
h.      Perlak dan alasanya
Prosedur kerja :
1.      Cuci  tangan
2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur  yang akan dilakukan
3.      Bebaskan daerah yang akan disuntik.bila menggunakan baju lengan panjang, buka dan ke ataskan.
4.      Pasang perlak di bawah bagian yang di suntik.
5.      Ambil obat untuk tes alergi ,kemudian larutkan / encerkan dengan akuades (cairan pelarut). Selanjutnya , ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai    1 cc lalu siapkan pada bak injeksi atau seteril
6.      Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang disuntik
7.       Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri.
8.      Lakukan penusukan dengan lubang mennghadap ke atas yang sudutnya 15-20   terhadap permukaan kulit.
9.      Semperotkan obat hingga terjadi gelembung
10.  Tarik supit dan tidak boleh dilakukan massage
11.  Cuci tangan
12.  Catat reaksi pemberian , hasil pemberian obat / tes obat, tanggal, waktu, dan jenis obat

c.       Subcutan (SC)
d.      Pemberian obat melalui suntikan di bawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). Umumnya, pemberian obat melalui jaringan subkutan ini dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Terdapat dua tipe larutan insulin yang diberikan, yaitu jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin reguler). Larutan yang keruh termasuk tipe lambat karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorpsi obat.
e.       a. Persiapan Alat dan Bahan:
f.       1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
g.      2) Obat dalam tempatnya.
h.      3) Cairan pelarut.
i.        4) Bak injeksi.
j.        5) Bengkok.
k.      6) Perlak dan alasnya.
l.        b. Prosedur Kerja:
m.    1) Cuci tangan.
n.      2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
o.      3) Bebaskan daerah yang disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila menggunakan baju, maka dibuka atau dikeataskan.
p.      4) Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan siberikan. Setelah itu, tempatkan pada bak injeksi.
q.      5) Desinfeksi dengan kapas alcohol
r.        6) Tegakkan dengan tangan kiri (daerh yang akan dilakukan suntikan subkutan).
s.       7) Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas, yang sudut 45o dengan permukaan kulit.
t.        8) Lakukan aspirasi. Bila tidak ada daerah, semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis.
u.      9) Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan spuit yang telah dipakai  ke dalam bengkok.
v.      10) Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis/dosis obat.
w.    11) Cuci tangan.

d. intramuscular (IM)
Pemberian obat intramskular dilakukan dengan cara memasukan obat kedalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan adalah pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal  (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid). Tujuan pemberian obat dengan cara ini adalah agar absorpsi obat lebih cepat.
Persiapa alat dan bahan :
a.       Daftar buku obat / catat, jadwal pemberian obat
b.      Obat dalam tempatnaya
c.       Spuit dan jarum sesuai dengan ukurannya : untuk orang dewasa, panjang nya 2,5-3,7 cm; sedangkan untuk anak , panjangnya 1,25-2,5 cm
d.      Kapas alcohol dalam tempatnya
e.       Cairan pelarut
f.       Bak injeksi
g.      Bengkok
Perosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosis. Setelah itu letakkan pada bak injeksi
4.      periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
5.      Disinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan
6.      Dilakukan  penyuntikan
7.      Lakukan penusukan menggunakan jarum dengan posisi tegak lurus
8.      Setelah jarum masuk , lakukan aspirasi spuit.bila tidak ada darah, semperotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis
9.      Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya, tekan daerah penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian letekkan spuit yang telah digunakan pada bengkok
10.  Catat reaksi pemberian , jumlah dosis obat, dan waktu pemberian
11.  Cuci tangan

9. konsep dan teknik cara pemberian obat melalui topical (kulit, mata, telinga, dan hidung)
Pemberian obat melalui kulit
Memberikan obat pada kulit merupakan pemberian obat dengan mengoleskannya dikulit yang bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit atau mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol dan spray.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat dalam tempatnya (seperti krim, losion, aerosol dan sray).
2) Pinset anatomis.
3) Kain kasa.
4) Kertas tisu.
5) Balutan.
6) Pengalas.
7) Air sabun, air hangat.
8) Sarung tangan.
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4) Gunakan sarung tangan.
5) Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6) Berikan obar sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan dan mengompres.
7) Kalau perlu, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang diobati.
8) Cuci tangan.

Pemberian obat melalui mata
Pemberian obat pada mata dengan  obat tetes mata atau salep mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi pupil, pengukuran refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasi mata.
Persiapan alat dan bahan:
b.      Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
c.       Pipet
d.      Pinset anatomi dalam tempatnya
e.       Korentang dalam tempatnya
f.       Plester
g.      Kain kasa
h.      Kertas tisu
i.        Balutan
j.        Sarung tangan
k.      Air hangat / kapas pelembat.
Prosedur keja:
1.      Cuci tangan
2.      Jelskan pada pasien, mengenai prosedur yang dilakukan
3.      Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping kanan
4.      Gunakan sarung tangan
5.      Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembat dari sudut mata k arahhidung apabila sangat kotor,   basuh dengan air hangat.
6.      Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari,jari telunjuk di atas tulang orbita.
7.      Teteskan obat mata di atas sakus konjugtiva. Setelah tetesan selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan, apabila menggunakan obat tetes mata.
8.      Apabila obat mata jenis salep pengang aflikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah.setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah , secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas.biarkan pasien untuk memejamkan mata dan menggerakan kelopak mata
9.      Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10.  Cuci tangan
11.  Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian . 

Pemberian obat Melalui telinga

Memberiakan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes pada telinga atau salep. Pada umumnya, obat tetes telinga yang dapat  berupa obat antibiotik diberiakan pada gangauan infeksi  telinga. Khususnya otitis media pada telinga tengah.
Persiapan alat dan bahan  :
a.       Obat dalam tempatnya
b.      Penetes
c.       Spekulum telinga
d.      Pinset anatomi dalam tempatnya
e.       Korentang dalam tempatnya
f.       Plester
g.      Kain kasa
h.      Kertas tisu
i.        Balutan
Prosedur  kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien , mengenai prosedur  yang akan dilakukan
3.      atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati , usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
4.      Lurusakan lubang telinga denger menarik daun telinga ke atas atau ke belekang pada orng dewasa dan k bawah pada anak
5.      Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai dosisi pada dinding saluaran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara
6.      Aoabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukkan atau oleskan salep pada liang telinga
7.      Pertahankan posisi kepala  2-3m
8.      Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu
9.      Cuci tangan
10.  Catat jumalah, tanggal,dan dosis pemberian.
Pemberian obat Melalui hidung
Pemberian obat tetes hidung dapat dilakukan pada hidung seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan alat dan bahan
a.       Obat dalam tempatnya
b.      Pipet
c.       Spekulum hidung
d.      Pinset anatomi pada tempatnya
e.       Korentang dalam tempatnya
f.       Plester
g.      Kain kasa
h.      Kertas tisu
i.        Balutan
Prosedur  kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Atur posisi pasien dengan cara :
4.      Berikan tetesan obat  sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung
5.      Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang  selama  5 m
6.      Cuci tangan
7.      Catat cara tanggal, dan dosis pemberian obat

10. konsep dan teknik cara pemberian obat melalui anus/rectum dan vagina
Anus/rectum
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Alat dan Bahan:
1. Obat suppositoria dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
7. etelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5 menit.
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
 Vagina
cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina. Tujuannya mendapatkan efek terapi obat (mengurangi rasa nyeri, terbakar, ketidaknyamanan) dan mengobati saluran vagina atau serviks (infeksi, peradangan). Sediaan obat nya yaitu cream, jelly, foam, supositoria (contoh: nistatin supositoria, albotil, tricostatis supositoria, neogiknosa supositoria). Indikasi klien dengan vagina yang kotor, radang, infeksi, dan persiapan tindakan bedah jalan lahir (diberikan pada pasien dengan hymen yang sudah tidak utuh, dan tidak kontak seksual selama pengobatan).
Alat dan bahan :
  1. Obat dalam tempatnya
  2. Bak instrumen
  3. Sarung tangan
  4. Kain kasa
  5. Kapas sublimat
  6. Vaselin / jelly
  7. Kertas tisyu
  8. Kapas sublimat dalam tempatnya
  9. Bengkok
  10. Pengalas
  11. Lampu sorot/ lampu leher angsa (gcoseneck)
  • Persiapan:
  1. Mengindentifikasikan klien dengan tepat (klien, obat, waktu, dosis, cara)
  2. Menjelaskan kepada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
  3. Meminta klien untuk berkemih terlebih dahulu
  4. Menjaga privasi: menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel apabila diperlukan
  5. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan
  6. Mengatur posisi klien berbaring, posisi dorsal recumbent
  7. Menutup dengan selimut mandi dan ekpose hanya pada area perineal saja
Dorsal recumbent
Gambar 1. Posisi Dorsal Recumbent
  • Prosedur:
  1. Cuci tangan
  2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  3. Gunakan sarung tangan
  4. Siapkan obat yang akan digunakan: buka pembungkus obat
  5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
  6. Inspeksi kondisi genetalia eksterna dan saluran vagina
  7. Apabila jenis obat suppositoria maka berikan pelumas pada obat
  8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm
  9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
  10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
  11. Lepaskan sarung tangan
  12. Cuci tangan
  13. Kaji respon klien
  14. Dokumentasi: catat identitas, waktu, obat, dosisi/jumlah, dan cara pemberian
  15. Catatan: apabila obat jenis krim, isi aplikator krim atau ikuti petunjuk penggunaan krim yang ada di kemasan, masukkan aplikator, dan lanjutkan sesuai langkah 8 s.d. 11
11. konsep dan teknik cara pebmberian obat melalui wadah cairan intravena
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intra vena, bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
Alat dan bahan :
1)      Spuit dan jarum sesuai ukuran
2)      Obat dalam tempatnya.
3)      Wadah cairan (kantung/botol).
4)      Kapas alcohol dalam tempatnya.
Prosedur kerja
  • cuci tangan.
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
  • Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
  • Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya penyuntikan pada kantung infuse ini dilakukan pada bagian atas kantung/botol infuse.
  • Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci aliran infuse.
  • Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam kantong/botol infuse/cairan.
  • Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
  • Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat di dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
  • Periksa kecepatan infuse.
  • Cuci tangan.
  • Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.